(foto: diskominfostandimahulu/AD)


DISKOMINFOSTANDI — Suasana haru dan penuh kebersamaan menyelimuti Lapangan Cor Ujoh Bilang pada Jumat malam (17/10/2025), saat Bupati Mahakam Ulu periode 2021–2025, Dr. Bonifasius Belawan Geh, S.H., M.E., menyampaikan pidato perpisahan dalam acara Penutupan Festival dan Malam Syukur atas Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Mahakam Ulu Periode 2025–2030.

Dengan suara bergetar namun penuh keteguhan, Bonifasius membuka sambutannya dengan salam hangat kepada seluruh hadirin. Ia menyampaikan bahwa pidato tersebut menjadi sambutan terakhirnya sebagai bupati, sembari memberikan penghormatan dan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung perjalanan pemerintahannya.

Ucapan terima kasih itu ditujukan kepada Bupati dan Wakil Bupati terpilih, DPRD, Forkopimda, penyelenggara pemilu, tokoh agama, pemuka adat, ASN, serta seluruh masyarakat Mahakam Ulu.

Ia secara khusus memberikan apresiasi kepada KPU, Bawaslu, kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan, yang telah mengawal proses demokrasi hingga melahirkan kepemimpinan baru — Angela Idang Belawan sebagai Bupati dan Suhuk, S.E. sebagai Wakil Bupati Mahakam Ulu periode 2025–2030.

“Saya berharap pemerintahan baru mendapat dukungan penuh dari seluruh komponen daerah. Jika selama masa kepemimpinan saya terdapat kekurangan, dengan tulus saya memohon maaf,” ujarnya

Selama dua periode memimpin, ia mengungkapkan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan masyarakat Mahakam Ulu. Ia menyampaikan terima kasih atas doa, dukungan, dan kebersamaan dalam perjalanan panjang pembangunan daerah.
Meski banyak capaian telah diraih, ia mengakui masih ada pekerjaan yang belum terselesaikan.

“Masih ada jalan yang belum diaspal, jembatan yang belum tersambung, dan pelayanan publik yang harus kita sempurnakan. Bukan karena kurang kemauan, tetapi karena keterbatasan waktu dan anggaran,” ucapnya dengan nada penuh refleksi

Dalam kesempatan tersebut, ia mengingatkan bahwa Mahakam Ulu adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dijaga bersama. Ia mengajak masyarakat memperkuat toleransi, persatuan, dan semangat gotong royong, serta merawat hasil-hasil pembangunan dengan rasa memiliki.

Kepada aparatur sipil negara, ia menekankan pentingnya kinerja, loyalitas, disiplin, dan pelayanan sepenuh hati, sebab menurutnya, birokrasi yang berintegritas dan adaptif adalah kunci pemerintahan yang tangguh.

Tak lupa, ia menitipkan pesan khusus kepada generasi muda untuk membangun masa depan dengan ilmu dan kerja keras, bukan keluhan.

Ia mengajak para orang tua mendorong anak-anak menempuh pendidikan setinggi mungkin — mulai dari sarjana hingga pascasarjana — karena masa depan Mahakam Ulu tidak hanya bergantung pada sumber daya alam, tetapi pada kualitas sumber daya manusia.
Ia kembali menyinggung program Gerbang Cerdas Mahakam Ulu sebagai peluang emas yang harus dimanfaatkan.

Menutup pidatonya, ia menyerukan agar masyarakat terus memperkuat iman dan takwa sebagai fondasi moral pembangunan.

“Jika masa baktiku harus berakhir, biarlah sejarah dan rakyat yang menilai pengabdian ini. Biarlah yang saya tanam tumbuh menjadi kebaikan yang terus bersemi,” tuturnya penuh haru.

Pidato perpisahan itu ditutup dengan untaian pantun sarat makna, mencerminkan kerendahan hati dan keterbatasan waktu serta biaya dalam menuntaskan seluruh harapan masyarakat.

Acara kemudian diakhiri dengan doa bersama dan tepuk tangan panjang dari masyarakat yang hadir — tanda penghormatan dan rasa terima kasih atas pengabdian sang pemimpin. (AD/Jo/AI)

Tidak ada Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *