DISKOMINFOSTANDI – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menggelar Sosialisasi Awareness Keamanan Informasi dan Keamanan Siber Tahun 2025, Selasa (3/9/2025) di Samarinda. Kegiatan resmi dibuka oleh Kepala Diskominfo Provinsi Kaltim, H. Muhammad Faisal, S.Sos, M.Si, yang menegaskan komitmen daerah memperkuat ketahanan siber melalui pembentukan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) di seluruh kabupaten/kota.
Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Dra. Sri Wahyuni, M.P.P, yang diwakilkan oleh Kadis Kominfo Kaltim, menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta, khususnya delegasi Kabupaten Mahakam Ulu. Perjalanan mereka menuju Samarinda menempuh waktu hingga 16 jam lewat jalur darat, atau bahkan tiga hari jika melalui sungai.
“Kehadiran lima orang perwakilan dari Mahakam Ulu patut kita apresiasi. Ini bukti komitmen bersama membangun keamanan informasi,” ungkapnya
Ia menekankan bahwa CSIRT sangat penting sebagai garda terdepan pertahanan siber daerah. Saat ini, sembilan CSIRT sudah terbentuk di kabupaten/kota, dan akan segera bertambah menjadi sepuluh.
“Kalau pasukan belum ada, bagaimana kita mau perang? Setelah terbentuk, barulah kita bekali dengan peluru berupa ilmu, upgrading, dan pelatihan,” tegasnya
Target Pemprov Kaltim adalah seluruh kabupaten/kota memiliki CSIRT sehingga bisa menggelar Apel Siaga Keamanan Siber bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Langkah ini merupakan tindak lanjut dari peluncuran CSIRT pertama kali pada 16 November 2021.
“Kalau sudah lengkap, kita bisa undang langsung Kepala BSSN hadir di Kaltim,” ujarnya
Selain membangun kelembagaan, ia menekankan pentingnya edukasi publik. Kesadaran masyarakat, katanya, adalah benteng pertama dalam menghadapi ancaman digital.
“Keamanan bukan hanya soal teknologi, tapi juga manusianya yang harus paham. Masih banyak masyarakat jadi korban penipuan daring, mulai dari modus ‘mama minta pulsa’ hingga pencurian data perbankan, bahkan menimpa pejabat daerah,” jelasnya
Untuk itu, Diskominfo Kaltim menggencarkan program Go to School dan Go to Campus agar literasi keamanan informasi bisa tumbuh sejak dini.
“Kami sudah terbiasa masuk sekolah sejak program keterbukaan informasi publik dan SP4N Lapor. Tahun ini fokusnya keamanan informasi. Kalau dimulai dari yang kecil, kesadaran itu akan berkembang dan masyarakat lebih tangguh menghadapi ancaman digital,” paparnya
Ia juga memaparkan perkembangan kerja sama dengan BSSN, Asosiasi Diskominfo se-Indonesia (ASKOMSI), dan konsorsium Korea Selatan. Kaltim terpilih menjadi salah satu provinsi yang mengikuti uji coba platform keamanan informasi berstandar Korea.
“Saat ini masih gratis, meski ke depan bisa berbayar. Tapi tetap terjangkau, dan diharapkan mampu memperkuat keamanan informasi di daerah,” katanya
Ia turut menyinggung pengalaman saat pandemi COVID-19, ketika komunikasi publik menjadi kunci keberhasilan pengendalian.
“Hal yang sama berlaku untuk keamanan siber. Kita tidak bisa jalan sendiri, harus mengajak masyarakat agar sama-sama memahami pentingnya keamanan informasi,” tegasnya
Mengakhiri sambutannya, ia mengajak seluruh peserta untuk aktif berdialog, berbagi pengalaman, dan memanfaatkan kesempatan belajar bersama. Kegiatan ini dihadiri perwakilan OPD serta delegasi dari 10 kabupaten/kota di Kaltim, dan diharapkan menjadi momentum memperkuat pertahanan siber sekaligus menumbuhkan kesadaran kolektif menghadapi ancaman digital yang terus berkembang. (AD/Jo/AI)
Tidak ada Komentar